Penalaran Induktif dan Deduktif
pada sebuah kalimat
1.1
Latar Belakang
Penalaran Induktif
adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus, sebagai hasil
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat umum. Sedangkan Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang
berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui
atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat lebih khusus.jadi penalaran induktif dan deduktif itu saling
keterkaitan antara satu sama lainnya yang memiliki fenomena yang terjadi secara
umum maupun secara khusus.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
penalaran Induktif itu pada sebuah kalimat.?
2. Apa
penalaran Deduktif itu pada sebuah kalimat.?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Untuk
menganalisis penalaran Induktif itu pada sebuah kalimat
2. Untuk
menganalisis penalaran Deduktif itu pada sebuah kalimat
2.1
Pembahasan
Penalaran Induktif
adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus, sebagai hasil
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat umum
jenis – jenis penalaran induktif yaitu :
1. Generalisasi yaitu proses penalaran dengan cara menarik
kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Contoh:
· Hasil UTS mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk kelas 3EB15 telah keluar. Ternyata dari 40 mahasiswa
hanya 10 orang yang mendapat nilai 90. Setengahnya mendapat nilai antara 80 –
65 dan tidak ada seorang pun yang mendapat nilai di bawah 65. Itu berarti dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa kelas 3EB15 cukup pintar dalam mengerjakan soal
Bahasa Indonesia.
· Pemerintah telah
menjadikan Pulau Komodo sebagai habitat pelestarian komodo. Di Ujung Kulon,
pemerintah mebuat cagar alam untuk pelestarian badak bercula satu. Selain itu,
sejumlah Undang-Undang dibuat untuk melindungi hewan langka dari incaran
pemburu. Banyak cara yang telah dilakukan pemerintah untuk melestarikan
hewan-hewan langka.
Macam – macam generalisasi :
a. Generalisasi sempurna yaitu generalisasi dimana seluruh
fenomena yang menjadi dasar penyimpulan penyelidikan. Contoh : sensus penduduk
b. Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi dimana
kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk
semua fenomena yang belum diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan
kebenaran bila melalui pengujian yang benar. Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di
Indonesia senang memakai celana pantaloon.
2. Analogi yaitu cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua
hal yang memilki sifat yang sama.
Contoh :
· Andi adalah seorang altlet lari
kebanggaan Indonesia. Setiap hari dia selalu berlatih keras untuk meningkatkan
kemampuan berlarinya. Demikian juga dengan Aldo, dia merupakan seorang polisi
yang memerlukan fisik yang kuat untuk menjalankan tugasnya sebagai aparat
penegak hukum. Keduanya membutuhkan mental dan fisik yang kuat untuk bertanding
atau mambantu masyarakat melawan kejahatan. Oleh karena itu, untuk menjadi
atlet dan polisi harus memilki mental dan fisik yang kuat dengan cara selalu
berlatih.
· Demikian
pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong
dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan
kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
Hubungan kausal yaitu penalaran yang diperoleh dari gejala –
gejala yang saling berhubungan.
Contoh :
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan emas memuai
Macam – macam hubungan kausal :
a.Sebab - akibat
Contoh :
Sejumlah pengusaha angkutan di Bantul terpaksa gulung tikar karena
pendapatan yang mereka peroleh tidak bisa menutup biaya operasional. Minimnya
pendapatan karena sebagian besar penumpang membayar ongkos dibawah ketentuan
tarif yang sudah ditetapkan, akibat ketidakmampuan ekonomi. (Sumber : Kompas,
10 Mei 2008)
b. Akibat -sebab
Contoh :
Andi mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester kenaikan
kelas. Dia mendapat rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh Andi ini
dia dapatkan karena belajar yang sangat tekun setiap harinya.
c. Akibat – akibat
Contoh :
Kemarin Lusi mengalami kecelakaan akibat menabrak pembatas jalan.
Akibat dari kecelakaan tersebut dia mengalami patah kaki dan harus dirawat di
rumah sakit.
Penalaran deduktif adalah suatu
penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya
telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari
pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu
harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya
dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif
tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Entimen (silogisme yang
diperpendek)
Entimen merupakan jenis silogisme
yang tidak memunculkan Premis Umum,langsung dimulai dengan kesimpulan dan
Premis khusus sebagai penyabab.
Contoh:
Silogisme:
Premis Umum: Orang yang baik tidak
mau berbohong
Premis Khusus: Tino orang yang baik
Kesimpulan Tino tidak mau berboohong
Entimen
Tino tidak mau berbohong sebab ia
orang yang baik.
Silogisme
Bentuk standar dari penalaran
deduktif adalah silogisme, yaitu proses penalaran di mana dari dua proposisi
(sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi)
a. Semua siswa harus giat belajar
Susi adalah seorang siswa
Jadi Susi harus giat belajar
b. Semua binatang carnivora pemakan
daging
Semua harimau pemakan daging
Jadi semua harimau pemakan daging
Silogisme dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu :
1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun
berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang
mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis
yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Semua mamalia binatang yang
melahirkan dan menyusui anaknya. Kerbau termasuk mamalia. Jadi, kerbau :
binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Yang perlu dicermati adalah, bahwa
pola penalaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita tidak demikian
terlihat, entah di realita pembicaraan sehari-hari, lewat surat kabar, majalah,
radio, televisi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam menyimak atau
mendengarkan atau menerima pendapat seseorang, kita perlu berpikir kritis
melihat dasar-dasar pemikiran yang digunakan sehingga kita dapat menilai
seberapa tingkat kualitas kebenaran pendapat itu. Dalam hal seperti ini kita
perlu mnenentukan:
1) kesimpulan apa yang disampaikan
2) mencari dasar-dasar atau alasan
yang dikemukakan sebagai premis-premisnya
3) menyusun ulang silogisme yang
digunakannya; kemudian melihat kesahihannya berdasarkan ketentuan hukum
silogisme.
Berdasarkan hal tersebut tentu saja
kita akan mampu melihat setiap argumen, pendapat, alasan, atau gagasan yang
kita baca atau dengar. Dengan demikian, secara kritis kita mengembangkan sikap
berpikir ke arah yang cerdik, pintar, arif, dan tidak menerima begitu saja
kebenaran / opini yang dikemukakan pihak lain. Berdasarkan hal inilah akhirnya
kita mampu menerima, meluruskan, menyanggah, atau menolak suatu pendapat yang
kita terima.
contoh:
Premis Umum : Orang yang baik selalu
membuat orang nyaman.
Premis Khusus: Rina adalah muslim yang
baik
Kesimpulan: Rina selalu membuat
orang nyaman.
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis yaitu Silogisme
yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden,
simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya
Menolak anteseden, simpulannya juga
menolak konsekuen.
Contoh silogisme hipotesis :
Premis Umum : Semua pelajar tidak
boleh merokok sebelum umur 17 tahun.
Premis kHusus : Tino adalah pelajar
Kesimpulan : Tino tidak boleh
merokok sebelum umur 17 tahun.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis
mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila
premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif
yang lain.
Contoh silogisme alternatif :
Premis Umum : Nana masuk sekolah
atau absen
Premis Khusus: Nana absen
Kesimpulan : Jadi, Nana tidak masuk
sekolah
Bentuk Silogisme Menyimpang:
Dalam praktek penalaran tidak semua
silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk
yang menyimpang. Bentuk penyimpangan ini ada bermacam-macam. Dalam logika,
bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.
Contoh:
“Mereka yang akan dipecat semuanya
adalah orang yang bekerja tidak disiplin. Kamu kan bekerja penuh disiplin. Tak
usah takut akan dipecat”.
Bentuk
standar:
“Semua orang yang bekerja disiplin
bukanlah orang yang akan dipecat.
Kamu adalah orang yang bekerja
disiplin.
Kamu bukanlah orang yang akan
dipecat”.
Proposisi adalah suatu ekspresi
verbal dari keputusan yang berisi pengakuan atau pengingkaran sesuatu predikat
terhadap suatu yang lain, yang dapat dinilai bener atau salah.
Jenis-jenis proposisi terbagimenjadi
4 bagian :
1. Proposisi berdasarkan Bentuk :
a. proposisi tunggal adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat.
Contoh : Unie menyayi
Ayah membaca koran
b. Proposisi majemuk adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1 predikat.
Contoh : Indra belajar bermain piano dan menyayi di studio
Adik Belajar bahasa indonesia dan membuat kalimat majemuk
1. Proposisi berdasarkan Bentuk :
a. proposisi tunggal adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat.
Contoh : Unie menyayi
Ayah membaca koran
b. Proposisi majemuk adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1 predikat.
Contoh : Indra belajar bermain piano dan menyayi di studio
Adik Belajar bahasa indonesia dan membuat kalimat majemuk
2.Proposisi berdasarkan Sifat :
a. Proposisi Kategorial adalah proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya mempunyai syarat apapun
Contoh : Semua Perempuan di indonesia akan mengalami Menstruasi
Setiap mengendarai mobil harus memakai seftybeld
b. Proposisi kondisional adalah proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat membutuhkan syarat tertentu.
Contoh : Jika yogi lulus UN maka saya akan berikan hadiah
Jika saya lulus penelitian ilmiah maka saya akan mengadakan syukuran
3. Proposisi berdasarkan kualitas:
a. proporsisi positif, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau membenarkan subjeknya.
Contoh : Semua gajah berbadan besar
Semua ilmuwan adalah orang pandai
b. proporsisi negatif, yaitu proporsisi dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung subjeknya.
Contoh : Tidak ada wanita yang berjenggot
Tidak ada binatang yang bisa bicara
4. proporsisi berdasarkan kuantitas:
a. proporsisi universal, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari semua.
Contoh : Semua warga Indonesia mememiliki KTP
Semua masyarakat mematuhi peratura lalulintas
b. proporsisi spesifik / khusus, yaitu proporsisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek.
Contoh : Tidak semua murid patuh kepada gurunya
a. Proposisi Kategorial adalah proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya mempunyai syarat apapun
Contoh : Semua Perempuan di indonesia akan mengalami Menstruasi
Setiap mengendarai mobil harus memakai seftybeld
b. Proposisi kondisional adalah proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat membutuhkan syarat tertentu.
Contoh : Jika yogi lulus UN maka saya akan berikan hadiah
Jika saya lulus penelitian ilmiah maka saya akan mengadakan syukuran
3. Proposisi berdasarkan kualitas:
a. proporsisi positif, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau membenarkan subjeknya.
Contoh : Semua gajah berbadan besar
Semua ilmuwan adalah orang pandai
b. proporsisi negatif, yaitu proporsisi dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung subjeknya.
Contoh : Tidak ada wanita yang berjenggot
Tidak ada binatang yang bisa bicara
4. proporsisi berdasarkan kuantitas:
a. proporsisi universal, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari semua.
Contoh : Semua warga Indonesia mememiliki KTP
Semua masyarakat mematuhi peratura lalulintas
b. proporsisi spesifik / khusus, yaitu proporsisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek.
Contoh : Tidak semua murid patuh kepada gurunya
Pada hakikatnya evidensi adalah
semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang
dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai
evidensi tidak boleh dicampur-adukan dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan
atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau
informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan
yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.
Cara pengujian evidensi:
Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan
dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian
melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan
sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk
pengujian tersebut.(Observasi,Kesaksian,Autoritas)
a. Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau
informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian.
Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan
keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau
penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta
tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan
diambil.
(Konsistensi,Koherensi)
b. Cara menguji autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu
menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang
baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat
yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
Tidak mengandung prasangkaPengalaman
dan pendidikan autoritas
Kemashuran dan prestise
Koherensi dengan kemajuan
Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut
dengan konklusi.
2.2 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka kita
simpulkan bahwa pengertian dari penalaran induktif itu adalah
Peristiwa yang khusus
kita amati dan menarik sehingga kita menarik kesimpulan dari peristiwa tersebut
secara umum.sedangkan penalaran deduktif adalah suatu peristiwa yang umum dan
kita ketahui kebenarannya atau diyakin dan berakhir dengan kesimpulan dari
peristiwa tersebut secara khusus.
Contoh penalaran induktif:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
∴ Jika
dipanaskan, logam memuai.
Contoh penalaran
deduktif:
semua
hewan punya mata
anjing temasuk hewan
anjing punya mata
anjing temasuk hewan
anjing punya mata
Jenis –
jenis penalaran induktif yaitu :
1.
Generalisasi
Macam – macam generalisasi :
·
Generalisasi sempurna
·
Generalisasi tidak sempurna
2.
Analogi
3.
Hubungan kausal
·
Sebab – akibat
·
Akibat –sebab
·
Akibat – akibat
Jenis –
jenis penalaran deduktif yaitu:
1. Entimen
2. Silogisme
Silogisme dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu :
1.
Silogisme Kategorial
2.
Silogisme Hipotesis
3.
Silogisme Alternati
3.
Daftar
Pustaka
Tugas
kelmpok:
1 . Adytia
Jaka P (14209740)
2 . Destri
fitriana (11209206)
3 . Destika
Mirza Andini (10209590)
4 . Erika
Kristianty Nababan(10209462)
How do you make money betting on sports? - Work
BalasHapusTo make money betting kadangpintar on sports, you'll need to หาเงินออนไลน์ understand sports betting. If it's easy to understand, the most basic and most effective way is to choegocasino find out what